Minggu, 20 Maret 2016

Tulisan 3 (Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2)

Artikel Narasi

Rindu Sahabat.

Hai, apa kabar Rani sahabatku?

Hati ini rindu ingin bertemu denganmu, mungkin aku yang terlalu mengenangmu dan menginginkan kehadiranmu disini.

Seperti apa wajahmu kini, masihkah seperti dulu yang lugu, tanpa hiasan wajah apapun yang menempel diwajah cantikmu.

Aku mengingatmu, mengingat hari hari yang telah kita lewati berdua, canda tawamu yang selalu mewarnai hariku, keceriaanmu yang membuatku bahagia dan perhatianmu yang selalu menjadi semangat untuk hari-hariku.

Sahabat, ingatkah kamu saat kita pergi sekolah bareng, saat kita Les bareng dan saat kita belajar bareng. Disitu selalu terselip keceriaan dari wajahmu yang takkan pernah ku lupakan.
Namun, sekarang hanya tinggal kenangan. Tidak ada lagi waktu untuk bertemu. Jarak memisahkan kita dan waktu yang belum memberikan kita kesempatan untuk bertemu.

Aku rindu denganmu sahabatku.. kapan kita bisa seperti dulu? yang selalu bersama, kamu mengajarkanku untuk selalu ceria, percaya diri dan aku rindu keunikan kamu yang tak hentinya membuatku tertawa.

Seminggu hingga 2 bulan kamu masih bisa ikut dengan papahmu untuk mengurusi urusan disini dan kita masih bisa mencari kesempatan untuk bertemu walau dengan waktu yang sangat singkat.
Saat terakhir kamu kembali kesini kamu bilang kepadaku “ Hari ini papahku terakhir mengurusi urusan disini, aku tidak akan kesini lagi. Kita jalan-jalan yuk, cari kenang-kenangan buat kita”. Kita pergi kesebuah toko baju dan kita membeli baju yang samaan. Cukup susah untuk menyamakan baju yang ingin kita pilih, karena kamu mempunyai badan kecil sedangkan aku lebih besar darimu. Tapi ada salah satu baju yang menarik perhatianmu, akupun mengalah karena walaupun tidak bisa aku pakai, namun bisa aku simpan selamanya dan menjadi kenang-kenangan darimu.

Hari terakhir itu kita diberikan waktu yang cukup lama untuk berdua, bersenang-senang tak menghiraukan cuaca yang sangat terik. Kenang-kenangan darimu tak cukup hanya baju yang kita beli samaan, namun kamu mengajakku untuk pergi kesebuah toko kado untuk membeli kalung hati yang dapat dipisahkan dan menyatu kembali bila didekatkan. Kamu juga memberiku gantungan handphone keropi yang merupakan tokoh kodok hijau imut kesukaan kamu.

Sahabat, aku merindukanmu.. hanya barang-barang itu yang dapat aku lihat saat ini, tapi bukan itu yang aku inginkan. Aku ingin kamu berada disini menemaniku dihari-hariku yang cukup membosankan tidak ada keceriaan darimu dengan keunikan yang ada pada diri kamu.
Setelah kamu pergi, aku bagaikan teman yang tidak ada apa-apanya untukmu. Percakapan singkat darimu hanyalah bertahan hingga beberapa bulan saja, aku akuin aku yang salah karena aku sering ganti nomer handphone dan nomermu hilang di kontak handphoneku. Tapi disaat aku ingin kembali menghubungimu aku takut, aku takut kamu tidak perduli lagi denganku karena kamu sudah mendapatkan banyak teman disana yang dapat membuatmu jauh lebih banyak pengetahuan, banyak teman dan kamu sudah berbeda pergaulannya.

Awal aku ingin menyapamu kembali, aku mencari twitter kamu dan aku sangat kaget melihatmu yang sekarang sangat aktif dengan media sosial. Rani yang aku kenal adalah Rani yang tidak tertarik dengan media sosial, aku melihat dan membaca semua postingan ditwitternya membuatku mengurungkan diri untuk menyapanya.

Aku hanya bisa mengenangmu ditemani dengan lagu kesukaanmu yang kamu berikan untukku saat kita akan berpisah, lagu yang sangat sedih dan menyentuh karena liriknya sama dengan yang kita rasakan yaitu perpisahan.

Tepat dihari ulang tahunku, Rani mengucapkan selamat ulang tahun untuku.
“Okktaaa Happy Birthday ya cantik... semoga kita bisa main bareng lagi yaaa hehe (tanda peluk)” Ucapan yang ceria dari Rani.
“Ia Rani, Aamiin .. ah kalau doa doang tapi ga ada usahanya mah sia-sia aja huhu” Balasanku yang pada saat itu aku merasa senang dicampur sedih.
“Nanti diusahain yaaa sayaanng” Balasan yang cukup membuatku tersenyum.

Hari demi hari, waktu terus berjalan, kita pun sudah aktif berkuliah, mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing dan kamu pun seolah-olah mulai menghilang. Percakapan kita ditwitter seakan terlupakan. Kini tiada lagi komunikasi melalui SMS, telepon, bahkan media sosial, aku hanya berani diam-diam untuk melihat semua aktivitas kamu dari media sosialmu yang hampir setiap harinya kamu update namun aku tidak ingin menyapamu karena aku takut mengganggu kehidupan kamu yang sekarang sudah begitu bahagai dengan teman barumu.

Sahabat.. jika kelak nanti kita dipertemukan kembali, masihkah ada perasaanmu kepadaku seperti dahulu? Apakah kamu sudah berubah? Akankah terasa canggung dan kaku bila kita dipertemukan kembali? Apakah kamu masih seperti dulu? wanita yang cantik, lucu, berambut panjang bergelombang, wajah yang ceria dan ketawamu yang selalu menggelitikku.

Aku sayang kamu sahabat..

Sahabat selamat melanjutkan langkahmu, selamat berjumpa lagi ditangga kesuksesan dengan senyum yang lebih indah.


Penulis: Oktarina Dwi Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar